Jumat, 31 Oktober 2008

Industri Semikonduktor Internasional


Pada tahun 1971, Intel Corp. Corporation memperkenalkan chip 4004, mikroprocessor pertama di dunia. Pengenalan tersebut melahirkan revolusi industri komputer dan menciptakan pertumbuhan fenomenal yang telah dinikmati, baik oleh industri komputer maupun oleh Intel Corp. pada saat itu. Pada tahun 1995, produksi komputer yang telah mendunia bernilai $237 milyar, meningkat 13,5% dari jumlah total pada tahun 1994. Penjualan semi konduktor saja bernilai $123 milyar dan diramalkan akan terus tumbuh sebesar 20% per tahun antara tahun 1995 dan 2002. Angka-angka pertumbuhan ini dipicu oleh penggunaan mikroprocessor yang makin beragam dan meningkat, yaitu semikonduktor canggih dan kompleks yang menjadi inti bisnis Intel Corp..

Seperti yang telah diketahui, mikroprocessor amatlah penting sebagai “otak” yang mengendalikan sebagian besar fungsi perhitungan elektronik. Fungsi itu menjadi satu dengan fungsi personal computers (PC), komunikasi nirkabel, dan menjadi pemandu produk konsumsi elektronik. Karena penggunaannya yang makin meningkat, mikroprocessor secara umum dipandang sebagai komponen kunci pertumbuhan industri dan simbol kecakapan ekonomi dan industri. Maka, walaupun perusahaan dari AS dan Jepang terus mendominasi industri, Pemerintah Republik Korea, Taiwan (Cina), dan Singapura telah mendukung pengembangan perusahaan-perusahaan semikonduktor mereka. Selain itu, Cina, Irlandia, Israel, dan Malaysia telah berupaya menarik investasi dari perusahaan-perusahaan asing terkemuka. Bagi negara berkembang, industri semikonduktor mungkin menawarkan janji tinggi akan dampak positif seperti lapangan pekerjaan dan inovasi teknologi dan pengembalian jangka panjang yang telah menjadikan Intel Corp. sebagai salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia.

Sejarah dan Perkembangan Intel Corporation
Intel Corp. adalah perusahaan semikonduktor terbesar di dunia dan merupakan pencipta dari microprocessor seri x86, yang terdapat hampir di seluruh personal komputer yang ada. Didirikan pada tanggal 18 Juli 1968 oleh Gordon E. Moore (seorang kimiawan dan fisikawan) dan Robert Noyce setelah mereka keluar dari Fairchild Semiconductor International, Inc., dengan nama Integrated Electronics Corporation dan berpusat di Santa Clara, California, USA.
Pada awal pendirian Intel Corp., Gordon Moore dan Robert Noyce ingin menamai perusahaan baru mereka dengan nama "Moore Noyce". Akan tetapi, nama tersebut justru lebih terdengar seperti "more noise". Lantas, mereka menggunakan nama NM Electronics selama kurang lebih setahun, sebelum mereka memutuskan untuk memberi nama perusahaannya Integrated Electronics yang lebih dikenal dengan akronimnya, yakni "Intel Corp.". 

Dalam industri semikonduktor, posisi Intel Corp. merupakan perusahaan legendaris. Dengan tingkat penjualan mikroprocessor sebesar 85% di seluruh dunia, Intel Corp. menjadi produsen terkemuka dunia. Pada tahun 1996, Intel Corp. membukukan pendapatan sebesar $20,8 milyar dan penghasilan bersih sebesar $5,1 milyar. Sejak tahun 1987, pengembalian rata-rata perusahaan terhadap investor mencapai 44% pertahun. Chip canggihnya terjual pada awal 1997 dengan marjin laba kotor sebesar hampir 60%. 
   

Fakta lebih mengesankan lagi, di samping angka-angka di atas, adalah posisinya sebagai pemimpin teknologi dan strategi industri yang tak dapat dipungkiri. Sejak didirikan pada tahun 1968, Intel Corp. adalah yang pertama kali memperkenalkan mikroprocessor tercanggih dan tercepat. Atas bimbingan sang pendiri, Gordon Moore dengan hukumnya yang terkenal hingga menyeb8abkan kekuatan dari chip komputer ini meningkat dua kali lipat setiap 18 bulan, Intel Corp. telah menciptakan secara konsisten generasi penerus chip yang makin kuat. Sementara itu, para pesaingnya hanyalah mengekor keberhasilan engineering Intel Corp., dengan meniru desain baru (yang disebut arsitektur di dalam penjualannya) tanpa harus berinvestasi untuk penelitian dan pengembangan yang menyokong setiap peluncuran produk baru Intel Corp.. Para pesaing ini kemudian bersaing dengan Intel Corp. hanya dalam harga. Kemudian, sementara para pesaingnya berlomba-lomba menurunkan harga dan marjin mereka, Intel Corp. beralih ke generasi processor berikutnya yang lebih canggih dan inovatif.

Dalam beberapa tahun belakangan, Intel Corp. telah berupaya keras meningkatkan sisi permintaan dalam industrinya. Daripada berisiko kekurangan permintaan akan chip yang baru dan lebih canggih, Intel Corp. mendorong perusahaan lain, seperti Microsoft, untuk merancang peranti lunak yang membutuhkan kemampuan pemrosesan yang lebih cepat. Dorongan itu menciptakan dinamika yang unik, tetapi menguntungkan, yang digambarkan oleh salah seorang eksekutif Intel Corp. bagaikan pertandingan gulat dan tarian yang terjadi bersamaan. Intel Corp. membantu menciptakan permintaan akan produknya dan memungkinkan mitranya untuk berbagi keberhasilan dengannya. Pada tahun 1996, perusahaan membelanjakan $500 juta untuk membiayai tahap awal pembuatan peranti lunak dan untuk mendorong pengembangan pengguna potensial dari mikroprocessor generasi baru. Investasi ini merupakan yang terbesar dengan pembelanjaan sebesar $5 milyar untuk proyek utama dan kegiatan penelitian dan pengembangan. 

Visi Intel Corporation
Di Intel Corp., keanekaragaman adalah cara hidup. Keanekaragaman adalah cara mereka melakukan bisnis dan merupakan kunci kesuksesan mereka sebagai pemimpin yang inovativ di bidang teknologi. Keanekaragaman para pekerja Intel Corp. adalah bahan-bahan untuk meraih kesuksesan. Pekerja perusahaan tersebut ditempatkan di seluruh dunia dan mewakili perbedaan latar belakang masing-masing, akan tetapi tetap ada satu kesamaan, yakni komitmen untuk menciptakan produk dan teknologi yang dapat mengendalikan pasar, yang didesain untuk membuat sesuatu yang berbeda. 

Misi Intel Corporation
Tagline “Leap Ahead” yang menggantikan “Intel Inside” misalnya merupakan janji merek yang unik dari Intel. Misi di Intel Corp., selama ini adalah mencari dan mendorong lompatan ke depan (leap ahead) berikutnya, baik dalam hal teknologi, pendidikan, tanggung jawab sosial, manufaktur, untuk secara terus-menerus menantang kemapanan.

Nilai Intel Corporation dalam Prospektif Individu
Perusahaan Intel Corp. didirikan berdasarkan ide yang luar biasa dan nilai-nilai utama yang meliputi kedisiplinan, kualitas, dan pengambilan resiko. Mereka menghormati, menghargai, dan memuji sudut pandang yang unik dari karyawan, komunitas, pelanggan, supplier, dan rekan kerja mereka yang ada dalam pasar global. Kami dipercaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sangat menarik dan memberikan inspirasi.

Komitmen Intel Corporation
Intel Corp. dipercaya bertanggung jawab sosial dan mempertahankan praktek bisnis yang beretika. Mereka menjamin untuk mendukung prinsip-prinsip dalam segala yang mereka lakukan. Beberapa prinsip yang ada adalah:
1. Masing-masing karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam melakukan hal apapun.
Mereka menghargai, menilai, dan menyambut perbedaan pada kekuatan para pekerja, sebaik yang dilakukan pada para pelanggan, supplier, dan pasar global yang ada. Kebijaksanaan mereka adalah menyediakan kesempatan bekerja yang sama bagi seluruh para pelamar kerja dan pekerjanya. Mereka tidak mendiskriminasikan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, kebangasaan, keturunan, usia, ketidakmampuan dalam hal fisik (cacat fisik), status pernikahan, atau orientasi seksual.  
2. Tindakan Kesetujuan
Berdasarkan kontrak dari pemerintah US, Intel Corp. dipercaya melindungi para wanita, kaum minoritas, orang-orang cacat, dan veteran dapat bekerja di perusahaan tersebut. Tiap tahunnya, Intel Corp. menyiapkan sebuah tindakan setuju untuk menetapkan perbedaan kekuatan para pekerja.
3. Buka Pintu, Buka Pikiran
Intel Corp. secara berkala mengelola survey organisasi internal di seluruh dunia yang melibatkan aspek keanekaragaman, dan mereka membagi hasil survey tersebut dan aksi mereka terhubung dengan para pekerja. Pertukaran pikiran yang diadakan secara tebuka dan berhubungan denag promosi yang adil dan tempat kerja yang kondusif bagi seluruh pekerja mereka yang tersebar di seluruh dunia.

Struktur Perusahaan Intel Corporation
Robert Noyce adalah CEO ketika Intel Corp. didirikan pada tahun 1968, disusul oleh wakil pendiri, yakni Gordon Moore pada tahun 1975. Lantas Andy Grove menjadi CEO pada tahun 1979 dan menambahkan jabatan sebagai CEO pada tahun 1987, ketika Moore menjabat sebagai Komisaris. Pada tahun 1997, Grove menggantikan Moore sebagai Komisaris, dan selanjutnya Craig Barrett yang pada saat itu telah menjadi CEO mengambil alih jabatan sebagai Komisaris. Pada tanggal 18 Mei 2005, Barrett menyerahkan kendali perusahaan kepada Paul Otellini, yang sebelumnya telah menjadi CEO dan bertanggung jawab pada terhadap kemenangan desain Intel Corp. di personal komputer milik IBM yang asli. Dewan direktur memilih Otellini sebagai CEO, dan Barrett menggantikan Grove sebagai Komisaris. Grove mengundurkan diri sebagai Komisaris, akan tetapi tetap dikenalo sebagai Penasihat Istimewa. Anggota dewan direksi yang ada sampai saat ini adalah Craig Barrett, Charlene Barshefsky, Susan Decker, James Guzy, Reed Hundt, Paul Otellini, James Plummer, David Pottruck, Jane Shaw, John Thornton, dan David Yoffie.


Produk Intel Corporation
Selama ini, produk Intel Corp. yang lebih dikenal masyarakat adalah processor yang dichiptakannya. Padahal, ada banyak sekali produk yang dichiptakan oleh Intel Corp.. Adapun beberapa produk yang dibuat oleh Intel Corp. Corporation adalah:
1. Desktop
2. Notebook
3. Server
4. Workstation
5. Embedded and Communications
6. Processors
7. Motherboards
8. Chipsets
9. Consumer Electronics
10. Technical Books
11. Software Products
12. Storage and I/O
Kelengkapan produk dapat dilihat pada website 
http://www.Intel Corp..com/products/sitemap.htm?iid=prod+prod_map 
 

Analisa Strategi Intel Corporation
a. Strategi Operasi Intel Corporation
Posisi bergengsi Intel Corp. dalam kancah industri semikonduktor telah membuatnya menjadi pelopor strategi operasi dan investasi yang tak kalah bergengsinya. Pada dasarnya, strategi diarahkan oleh teknologi canggih dan kecepatan tinggi. Setiap sembilan bulan sekali, Intel Corp. membangun pabrik baru. Hampir semua pabrik ini dibangun untuk memenuhi permintaan di masa depan, bukan masa kini. Hal itu terjadi karena ini adalah industri di mana produsen mengambil laba total mereka di awal, biasanya pada enam bulan pertama sebelum pengenalan produk. Pada saat itu, perusahaan bisa mengenakan biaya sebesar $1.000 per chip. Namun, setelah enam bulan, produk tiruan/imitasi yang berharga murah cenderang memberikan penekanan pada harga, biasanya dengan menekan hingga sekitar $200. Bagi Intel Corp., siklus dasar ini berdampak pada kebutuhan konstan untuk berinovasi, dan untuk meningkatkan kapasitas produksi secepat mungkin untuk tiap generasi baru processor.

b. Strategi Ekspansi Intel Corporation
Dasar pemikiran ekspansi mengarahkan Intel Corp. untuk mengembangkan serentetan sarana di luar negeri. Ketika sedang memikirkan investasi seperti apa di Kosta Rika, tidak seperti kebanyakan perusahaan lain, Intel Corp. lazimnya tidak berinvestasi di luar negeri untuk melayani pasar lokal atau mengurangi biaya transportasi. Tidak perlu melakukan itu. Prinsip Intel Corp. mikroprocessor lebih berharga daripada segenggam emas, biaya transportasi chip hanyalah beberapa persen dari biaya akhir. Perusahaan semikonduktor sedikit enggan mengurangi biaya ini dengan memindahkan fasilitas produksi mereka sehingga dekat dengan wilayah yang permintaannya akan chip tinggi. Sebaliknya, investasi di luar negeri, seperti investasi pada umumnya, didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kapasitas baru dalam jumlah yang besar dengan biaya seefisien mungkin untuk mengurangi risiko yang timbul dari kegiatan produksi di sejumlah pabrik yang berbeda.
 

Keputusan yang membawa Intel Corp. ke Kosta Rika lebih merupakan proses yang berkelanjutan, bukanlah tindakan diam tanpa rencana. Karena begitu sering memperluas kapasitasnya, pada dasarnya Intel Corp. selalu berada dalam kegiatan meninjau lokasi-loksai yang memungkinkan dan mengevaluasi alternatif-alternatif investasi. Fasilitas di Kosta Rika timbul dari salah satu proses berkelanjutan itu.
Pada awal tahun 1996, para eksekutif Intel Corp. memutuskan untuk mencari lokasi untuk pabrik perakitan dan pengujian yang baru. Mereka membentuk tim ahli fungsional, yang terdiri atas, terutama (walaupun tidak seluruhnya) orang-orang yang memiliki banyak pengalaman dalam seleksi tempat. Tim juga terdiri atas ahli fungsional dari departemen operasi, kesehatan dan keamanan lingkungan, sumber daya manusia, hukum, keuangan, administrasi, dan hubungan masyarakat. Tugas dari para anggota tim ini adalah untuk melakukan riset dan mengevaluasi tempat-tempat potensial dari sudut pandang departemen masing-masing.
Sebelum meminta tim untuk memulai proses seleksi tempat, eksekutif Intel Corp. telah menentukan bentuk dari investasi yang direncanakan. Akan dibangun pabrik seluas 400.000 kaki persegi yang mempekerjakan hingga 2000 orang untuk merakit dan menguji mikroprocessor Intel Corp. Pentium yang terbaru. Pabrik jenis ini, yang dikenal dengan nama ATP (assembly and test plant/pabrik perakitan dan pengujian), merupakan salah satu dari dua jenis pabrik yang membentuk basis manufaktur Intel Corp.. Jenis pertama, pabrik pembuatan (fab) untuk memproduksi jantung dari mikroprocessor. Pada intinya, fab mengambil lapisan tipis silikon, yang disebut wafer, dan menggunakan proses fotolitografik yang canggih untuk menggoreskan lapisan sistem sirkuit elektronik di atas tiap wafer yang berukuran 8 inci. Proses ini membutuhkan lingkungan ultra-bersih dan kemampuan teknis dan modal tingkat tinggi. Setelah proses fab selesai, wafer dikirim ke ATP. Di sana, wafer ditipiskan untuk mengurangi tekanan internal, dan dipotong-potong menjadi 300-500 chip atau sirkuit terintegrasi. Chip kemudian dipasang di atas rangka timbal dan direkatkan ke kabel emas tebal yang akan menghubungkannya dengan elemen lain di dalam komputer. Pada tahap akhir proses manufaktur, chip dibungkus dalam kemasan keramik atau plastik dan harus melalui serangkaian pengujian yang ketat.
Sebelum meluncurkan secara resmi proses seleksi tempat, eksekutif Intel Corp. telah memutuskan untuk menjadikan ATP itu pabrik baru di negara baru, bukan ekspansi dari kapasitas yang ada. Keputusan ini berasal dari tekad manajemen untuk memberagamkan basis aset-asetnya secara geografis dan agar terhindar dari konsentrasi lebih dari 30% pendapatannya dari kategori produk mana pun pada fasilitas apa pun atau dalam wilayah geografi tunggal.

c. Strategi Investasi Luar Negeri Intel Corporation
Bukti dari pemilihan lokasi ini kentara pada strategi investasi luar negeri. Pada tahun 1972, Intel Corp. membuka fasilitas manufaktur di luar negeri pertamanya di Penang, Malaysia. Selama 25 tahun berikutnya, walaupun tumbuh secara dahsyat, perusahaan ini terus saja memperluas dan melengkapi pabrik di Penang. Pada tahun 1996, mengakui bahwa akhirnya mereka telah pada dasarnya menghabiskan seluruh tenaga kerja yang ada (di Penang), Intel Corp. membangun $100 juta fasilitas lapangan hijau 5 mil jaraknya dari Kulim Hi Tech Park. Pola serupa nampak di Irlandia, ketika fasilitas manufaktur papan sistem dibangun dan diikuti dengan, pada tahun 1997, pabrik pembuatan senilai $1,5 milyar.
 

Dalam memilih lokasi untuk pabrik luar negerinya, Intel Corp. nampaknya tidak kebal terhadap godaan padat modal. Pembuatan, perakitan dan pengujian semikonduktor bagaimanapun juga amatlah mahal; dan antara tahun 1994 dan 1997 harga fasilitas semacam ini meningkat tiga kali lipat. Tidak seperti para pesaingnya, Intel Corp. cenderung membangun fasilitas mahal macam ini bahkan sebelum permintaan akan produknya muncul. Hal itu menyiratkan, setidaknya berpotensi, adanya strategi investasi yang berisiko, yang ingin ditanggulangi oleh Intel Corp. melalui paket insentif dari pemerintah setempat.Pada awal 1990-an strategi Intel Corp. dalam invesatsi dan pemilihan lokasi sangat memeperhatikan insentif baik pajak bumi bangunan maupun insentif lainnya.
Bagi Intel Corp., insentif semacam itu diyakini dapat menentukan kelayakan ekonomi dari sebuah investasi, terutama pabrik pembuatan, yang lebih padat modal daripada fasilitas perakitan dan pengujian. Selain itu strategi lain Intel Corp. adalah dengan mengharapkan hibah dari pemerintah negara mitra, misalnya ketika Intel Corp. membangun pabrik di Dorman Israel. 
Akan tetapi, terdapat beberapa kriteria tingkat negara yang akan dijadikan bahan pertimbangan Inel Corp. Untuk melakukan investasi di suatu negara. Kriteria tersebut tidak pernah diperingkatkan secara resmi, tetapi secara umum mencakupi beberapa pertimbangan di bawah ini:
1. Kondisi ekonomi dan politik yang stabil
Untuk menjadi pesaing kuat, negara yang bersangkutan harus memiliki kondisi ekonomi prospektif, sistem politik yang stabil, mapan dan dapat diandalkan, serta lingkungan operasi dan hukum yang relatif transparan.
2. Sumber daya manusia
Negara harus memiliki pasokan operator profesional dan teknis yang memadai dan lingkungan pekerjaan tanpa serikat pekerja.
3. Struktur biaya yang wajar
Negara harus menyajikan kepada Intel keadaan keuangan yang dapat bekerja. Hal itu sebagian besar dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja dan biaya overhead, tingkat pajak, bea cukai, dan kemudahan repatriasi modal, Karena semua produk pabrik dimaksudkan untuk ekspor, bea dan cukai amatlah penting.
4. Lingkungan “pro-bisnis”
Tanpa dibatasi secara ketat, negara harus memiliki pemerintah yang tertarik untuk membantu pengembangan ekonomi dan penanaman modal asing. Beberapa tanda liberalisasi ekonomi juga harus nampak.
5. Logistik dan waktu manufaktur
Dengan adanya tekanan waktu yang membatasi operasinya, Intel harus memastikan bahwa produk yang berasal dari pabriknya dapat berpindah secara efisien dari pabrik ke titik keberangkatan internasional dan kemudian melalui bea cukai dan prosedur ekspor lainnya. 

6. Proses perizinan jalur cepat
Sebelum berinvestasi di suatu negara, Intel harus memastikan bahwa ia telah memperoleh izin yang diperlukan dalam waktu 4-6 bulan. Tiap penundaan dalam proses perizinan dapat mengkompromikan jadwal proyek yang padat.
Atas dasar kriteria kasar ini, anggota perlahan-lahan menyeleksi daftar mereka. Pada tahap ini, mereka tidak tertarik untuk memilih “pemenang”, tetapi mengeliminasi “pecundang” dengan membuang negara-negara yang untuk suatu alasan, memperlihatkan masalah yang dapat mematahkan kesepakatan. Mereka juga mempertimbangkan kandidat atas dasar posisi strategi Intel yang luas, dengan menelaah lokasi potensial, yaitu mempertimbangkan percampuran geografis perusahaan secara keseluruhan, kapasitas pegawai regional, hubungan masyarakat, keinginan untuk menyebarkan risiko geografis, dan lain-lain.

d. Kecepatan adalah Hal yang Terpenting. 
Strategi Intel Corp. dalam inovasi pembuatan chip (fab) adalah dengan terus menerus mengembangkan chip generasi yang lebih canggih sehingga para pesaing tidak mampu untuk menyaingi Intel Corp. Hal ini pada gilirannya mengharuskan Intel Corp. untuk meng-upgrade pabrik-pabrik yang ada atau, bila ekspansi tidak layak lagi, untuk mengembangkan lokasi baru. Peningkatan kapasitas produksi baru haruslah cepat dan berpadu secara baik dengan kapasitas yang ada bila Intel Corp. ingin mempertahankan posisinya di teknologi dan memperoleh pengembalian yang selama ini menjadi pendukung pertumbuhan perusahaan. 
Selain kecepatan, Intel Corp. (seperti halnya perusahaan teknologi canggih lainnya) bergantung pada tenaga kerja yang dapat diandalkan dan terdidik. Meskipun pembuatan chip, pengujian dan perakitannya pada dasarnya adalah kegiatan padat modal, pabrik membutuhkan kemahiran manufaktur yang spesifik dan agak kompleks. Akibatnya, Intel Corp. hanya akan membangun pabrik di tempat yang ada jaminan akses ke tenaga kerja yang sangat teknis dan sangat bisa dilatih. Sekali memilih telah berinvestasi pada tenaga kerja macam itu, Intel Corp. sulit pergi, bahkan bila teknologi di pabrik itu menjadi cepat usang. Sebaliknya, perusahaan secara tradisional telah memilih untuk reinvestasi pada lokasi-lokasi yang ada, dengan menggunakan tenaga kerja terlatihnya untuk sesegera mungkin meluncurkan produksi di dalam sarana yang berbeda. 

 
Kesimpulan :
Berdasarkan analisa-analisa strategi yang ada, dapat disimpulkan bahwa Intel Corporation mengunakan Strategi Global Standardization. Hal ini dapat dikarenakan sebagai berikut:
a. Semua pabrik dari Intel Corp. ini dibangun untuk memenuhi permintaan di masa depan, bukan masa kini. Hal itu terjadi karena industri semi konduktor ini adalah industri di mana Intel Corp. ingin mengambil laba total di awal (fokus pada peningkatan profibilitas dan pertumbuhan laba).
b. Intel Corp. tidak berinvestasi di luar negeri untuk melayani pasar lokal , menyesuaikan dengan produk lokal, atau mengurangi biaya transportasi. Prinsip Intel Corp. mikroprocessor lebih berharga daripada segenggam emas, biaya transportasi chip hanyalah beberapa persen dari biaya akhir . Perusahaan semikonduktor sedikit enggan mengurangi biaya transportasi dengan memindahkan fasilitas produksi mereka sehingga dekat dengan wilayah yang permintaannya akan chip tinggi. Sebaliknya, investasi di luar negeri, seperti investasi pada umumnya, didorong oleh keinginan untuk meningkatkan kapasitas baru dalam jumlah yang besar dengan biaya seefisien mungkin untuk mengurangi risiko yang timbul dari kegiatan produksi di sejumlah pabrik yang berbeda (Intel Corp. tidak melakukan penyesuain produk sesuai pesanan lokal, dimana perusahaan menawarkan produk yang terstandardisasi).
c. Para eksekutif Intel Corp. memutuskan untuk mencari lokasi untuk pabrik perakitan dan pengujian yang baru. Mereka membentuk tim ahli fungsional, yang terdiri atas, terutama (walaupun tidak seluruhnya) orang-orang yang memiliki banyak pengalaman dalam seleksi tempat. Tim juga terdiri atas ahli fungsional dari departemen operasi, kesehatan dan keamanan lingkungan, sumber daya manusia, hukum, keuangan, administrasi, dan hubungan masyarakat. Tugas dari para anggota tim ini adalah untuk melakukan riset dan mengevaluasi tempat-tempat potensial dari sudut pandang departemen masing-masing untuk pengembangan perusahaan (Pembuatan strategi dan keputusan disentralisasi di kantor pusat dan lebih terkonsetrasi untuk melakukan R&D perusahaan). 
d. Aktivitas rantai nilai pada Intel Corp. ditempatkan pada beberapa daerah, guna membantu perusahaan dalam mencapai pengurangan biaya melalui skala ekonomi (economic scale) dengan melakukan investasi luar negeri yaitu salah satunya Intel Corp. membuka fasilitas manufaktur di luar negeri pertamanya di Penang, Malaysia.
e. Menghadapi tantangan akan keterbatasan kemampuan untuk menyeseuaikan dengan cepat dan efektif terhadap perubahan dalam kebutuhan pelanggan lintas pasar nasional atau regional, yaitu Intel Corp berusaha dengan terus menerus mengembangkan chip generasi yang lebih canggih sehingga para pesaing tidak mampu untuk menyaingi Intel Corp. Hal ini pada gilirannya mengharuskan Intel Corp. untuk meng-upgrade pabrik-pabrik yang ada atau, bila ekspansi tidak layak lagi (terjadi karena risiko perubahan politik, konflik perdagangan, atau fluktuasi nilai tukar), untuk mengembangkan lokasi baru.  

Referensi
http://www.intel.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Intel
http://images.google.co.id/images?um=1&hl=id&q=intel&&sa=N&start=18&ndsp=18 
Ball, Donald A., and friends, International Business : The Challange of Global Competition, 9th edition; 2007; Mc Graw Hill.
Hill, Charles W. L., International Business : Competing in the Global Marketplace; 2007; Mc Graw Hill

Bapak Wibowo Candra, Pemilik MMC dan GICO

Mata kuliah Business Inspiring yang diadakan pada tanggal 10 Oktober 2008 menghadirkan seorang pengusaha yang mempunyai 2 bidang usaha berbeda yang sangat sukses sampai saat ini. Bidang usaha yang pertama kali didirikan oleh beliau adalah sebuah konsultan manajemen yang membantu menyelesaikan masalah keuangan berbagai perusahaan. Konsultan manajemen yang didirikan oleh beliau tersebut telah berdiri lama sejak tahun 1987, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1987. Nama kantor konsultan manajemen yang telah didirikannya adalah Mahardhika Management Consultants atau yang lebih dikenal dengan nama MMC. Kantor konsultan ini didirikan di Jalan Darmo Permai Selatan IX/26, Surabaya.

Sekilas tentang Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M., beliau telah menyelesaikan pendidikan sarjananya di salah satu universitas terkenal di Indonesia. Beliau mengambil jurusan Akuntansi pada tahun 1981. Yang mengejutkan dan membuat kita terheran-heran, ternyata Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. merupakan orang yang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, rupanya beliau menyelesaikan pendidikan sarjananya bersamaan dengan bekerja. Dapat dilihat bahwa beliau adalah orang yang sangat pintar dalam menggunakan waktunya. Beliau tidak menggunakan waktu luangnya untuk bermain-main, melainkan untuk bekerja dan mencari uang.
Bidang usaha yang didirikan dan dijalankan oleh beliau adalah jasa manajemen, yakni konsultan. Menurut beliau sendiri, konsultan adalah kepanjangan dari Kongkonan Orang Kesulitan. Jadi, orang-orang yang datang ke kantor beliau adalah orang yang sedang mengalami kesulitan dan butuh bantuan. Jadi, anggapannya, karyawan-karyawan yang bekerja di tempat Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. adalah orang-orang yang mau menghadapi kesulitan. Berulang kali Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. mengungkapkan bahwa setiap orang yang datang melamar di tempat kerjanya, beliau selalu mengingatkan mereka bahwa orang-orang yang mau menghadapi kesulitanlah yang akan diterima di perusahaan milik Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. ini.
Perusahaan Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. ternyata mempunyai beberapa nilai, yakni sepenuh hati dan jujur. Begitu pun motto beliau. Setiap saat dan setiap waktu beliau selalu menegaskan pada karyawannya bahwa motto perusahaan mereka adalah “Bekerja dengan sepenuh hati dan jujur”. Begitulah yang selalu beliau tegaskan kepada diri beliau sendiri dan para karyawannya.
 
Dirasa apa yang selama ini telah diraihnya tidaklah cukup, Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. mulai mengembangkan usahanya ke bidang-bidang yang lain. Butuh waktu yang cukup lama memang, kurang lebih selama 10 tahun, beliau mengekspansi besar-besaran perusahaannya. Kali ini tidak di bidang yang sama, melainkan bidang usaha yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan bidang usaha yang sebelumnya telah beliau dirikan, yakni di bidang teknologi.
Perusahaan kedua yang beliau dirikan diberi nama GICO, yang merupakan singkatan Gracia Inti Computer. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha teknologi, utamanya Hardware, Software, dan Service. Motto yang ada pada perusahaan ini adalah “Kami Ada Untuk Membantu Anda Mencapai Sukses”. Begitulah motto yang selalu ditegaskan oleh Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. kepada dirinya sendiri dan kepada karyawan-karyawannya. PT. Gracia Inti Computer ini didirikan sejak tahun 1996, tepatnya pada tanggal 16 Juli 1996. Kantornya berlokasi di tempat yang sama dengan kantor PT. Mahardhika Management Consultants, yakni di Jalan Darmo Permai Selatan IX/26, Surabaya. Tidak puas melakukan pengembangan sampai saat ini, beliau berencana untuk membuat suatu terobosan baru yang dirasa oleh beliau merupakan ladang uang yang akan dapat mudah tergali.

Setidaknya seperti itulah yang diungkapkan beliau kepada kami. Beliau tidak sebegitu mudahnya merasa puas dengan apa yang telah dicapainya sampai saat ini. Beliau merasa tetap harus mengembangkan bisnisnys di berbagai bidang. Bagi Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M., pengembangan diri adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Menurutnya, inovasi dan ekspansi diri sendiri merupakan hal yang harus dilakukan seseorang agar orang tersebut dapat eksis selama mungkin.
Di tengah-tengah ceritanya, pada mata kuliah Business Inspiring pertemuan yang lalu, beliau juga menegaskan berulang kali pada kami bahwa, seorang Entrepreneur adalah seorang yang mempunyai disiplin waktu, yang dapat mengatur waktunya dengan baik. Tidak hanya itu, bagi seorang Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M., sangatlah penting seorang Entrepreneur dapat menghargai orang lain. Semuanya itu, menurut Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. tidak dapat diungkapkan hanya dari kata-kata saja, melainkan juga harus dilihat dari sikap dan perbuatannya. Satu lagi pendapat beliau mengenai seorang Entrepreneur. Entrepreneur sejati tidak pernah mencari kesalahan orang lain. Ia selalu mencari solusi, dan bukannya masalah. Entrepreneur sejati tak akan pernah mati. Begitulah yang beliau ungkapkan kepada kami. 
Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. berulang kali menegaskan kepada kami bahwa Kegagalan adalah suatu proses saat seseorang gagal dan ia berhenti mencoba lagi. Akan tetapi, pengertian kegagalan bagi seseorang yang gagal, lantas bangkit dan mencoba lagi, bukanlah gagal dalam arti yang sebenarnya. Bagi orang-orang tersebut, Kegagalan adalah Kesuksesan yang tertunda. Karena, bagi mereka, apabila seseorang tidak pernah mengalami yang namanya kegagalan, maka orang tersebut tidak akan pernah belajar. Meski begitu, seseorang yang telah gagal, tidak sepantasnya terus berusaha tanpa mengevaluasi kesalahan yang telah lalu. Manusia dapat belajar dari suatu kegagalan apabila ia mengerti kesalahannya, dan mencari permasalahannya, sehingga ia tidak akan mengulang kesalahan yang sama pada kesempatan yang berikutnya. Setidaknya, janganlah seseorang bertindak bodoh seperti seekor keledai yang terus menerus melakukan kesalahan yang sama karena ia tidak tahu dimana letak kesalahannya. Seorang Entrepreneur bukanlah keledai, oleh karena itu, Entrepreneur handal tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama dua kali, atau bahkan lebih.
Walaupun memang perlu diakui bahwa belajar itu merupakan hal yang tidak mudah. Belajar apapun itu. Bagi orang-orang seperti Einstein pun, belajar tidaklah semudah membalikkan tangan. Terkadang, yang dibutuhkan oleh seseorang adalah waktu. Dengan berjalannya waktu, seseorang yang tidak bisa melakukan apapun, ia akan bisa mengerjakan sesuatu hal sedikit demi sedikit. Tapi, memang tidak dapat dipungkiri bahwa belajar adalah hal yang sangat tidak mudah. ORA et LABORA. Berdoa dan Berusaha, dan segalanya akan terasa jauh lebih mudah.
Adapun beberapa kiat-kiat untuk memulai suatu usaha yang diberikan oleh Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. adalah:
1. START WITH DREAM
Di dalam melakukan sesuatu, hal yang terpenting bagi Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. adalah sebuah mimpi. Mimpi yang besar akan membuat kita semakin bersemangat untuk mengejar mimpi tersebut dan membuat mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan.
2. LOVE THE PRODUCT OR THE SERVICES
Cintailah produk atau jasa yang kita ciptakan. Karena, dengan mencintai produk atau jasa kita sendiri, maka kita akan membuat orang lain bertanya tanya mengapa kita mencintai produk kita, dan dari situlah mereka juga akan mencoba mencintai produk kita.
3. LEARN THE BASIC OF THE BUSINESS
Mulailah belajar berbagai macam hal-hal dasar yang erat kaitannya dengan bisnis. Mengenai apa saja yang ada kaitannya dengan bisnis. Mulai dari teori-teori yang ada, sampai kemudian ke masalah prakteknya.
4. WILLING TO TAKE RISK
Di dalam bisnis, tidak ada yang namanya yang selalu untung. Rugi merupakan hal yang biasa dalam bisnis. Akan tetapi, jarang sekali orang yang mau dengan sikap lapang dada menghadapi yang namanya kerugian. Itulah sebabnya, sebelum berbisnis, kita harus meyakinkan diri kita bahwa kita benar-benar mau dan siap menghadapi yang namanya kerugian, walaupun hal tersebut juga bukanlah merupakan hal yang mudah.
5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF
Penting sekali untuk mencari saran dan masukan dari orang lain. Akan tetapi, patut diingat bahwa kita lah yang berhak menentukan segalanya. Dalam melakukan suatu hal, kita harus percaya dengan apa yang kita percayai. Apabila kita menganggap bahwa suatu tindakan salah dan tidak pantas dilakukan, maka jangan melakukan hal tersebut.
6. WORK HARD, 7 DAYS A WEEK
Bekerjalah dengan optimal, sekeras yang kamu mampu. Jangan menjadi orang yang malas-malasan. Setiap manusia mempunyai waktu yang sama setiap harinya, yakni 24 jam. Akan tetapi, yang membedakan orang yang sukses dan orang yang tidak adalah bagaimana ia menggunakan waktu yang ia punya.
7. MAKE FRIEND, AS MUCH AS POSSIBLE
Carilah teman yang dapat diandalkan sebanyak-banyaknya. Memang mencari teman tidaklah mudah. Jauh lebih mudah mencari musuh dibandingkan mencari teman. Akan tetapi, dalam mencari teman, kita haruslah berhati-hati. Jangan sampai kita berteman dengan orang-orang yang nantinya malah menjerumuskan kita. Lebih baik tidak punya teman, daripada mempunyai teman yang tidka senilai dengan kita.
8. DEAL WITH FAILURS
Hadapilah kegagalan. Jangan takut terhadap kegegalan. Karena, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Semakin banyak kita mengalami kegagalan, maka artinya kita akan semakin dekat dengan kesuksesan. Jadi, orang-orang yang mengalami kegagalan adalah orang-orang yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk belajar.
9. DO IT NOW
Yang pasti dan harus, apabila kita ingin melakukan sesuatu, maka yang terbaik adalah melakukan hal tersebut sekarang, saat ini juga. Karena, dengan menunda suatu kegiatan, maka selamanya kegiatan tersebut tidak akan pernah bisa dilakukan. Karena, kita akan selalu mempunyai hal yang harus dikerjakan dalam setiap waktu, dan kita akan lupa terhadap kegiatan yang tadinya ingin kita kerjakan.
Ada beberapa kunci sukses usaha yang dibagikan oleh Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. kepada kami, yaitu:
1. IKUTI PERKEMBANGAN ZAMAN
2. BUAT CATATAN KEUANGAN
3. PERKIRAAN ALIRAN UANG TUNAI
4. BENTUK DEWAN PENASIHAT / CARI TENAGA AHLI
5. JAGA KESEIMBANGAN ANTARA KERJA, SANTAI, DAN KELUARGA
6. KEMBANGKAN JARINGAN (NETWORK)
7. DISIPLIN SEBAGAI MOTIVASI
8. SELALU WASPADA DAN SIAP
9. CINTAI PEKERJAAN ANDA
10. TIDAK MUDAH MENYERAH

Begitulah yang beliau berikan kepada kami. Prinsip Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. adalah berani tampil beda dari yang lain. Kalau ingin menjadi seorang pemimpin, kita harus berani tampil beda, agar dapat bersaing dengan yang lain. Yang beliau lakukan di dalam kehidupan sehari-harinya adalah memberikan konsultasi gratis yang tidak dilakukan oleh jasa konsultan yang lain.
Beliau mengaku bahwa dalm pelaksanaannya, banyak sekali terjadi kendala yang berhubungan dengan berbagai macam hal. Yang sering terjadi adalah hambatan yang berkaitan dengan cara kerja para karyawannya. Beberapap orang yang ahli dan dianggap mampu menyelesaikan suatu pekerjaan, justru tidak dapat melakukan hal sebaik yang diharapkan. Karena itulah, Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. tidak pernah mencari tenaga kerja yang ahli dalam suatu bidang. Tapi, bukan berarti bahwa beliau juga mencari orang yang bodoh. 
Beliau merasa jauh lebih nyaman dan aman apabila beliau mempekerjakan seseorang yang mempunyai leadership, dan berani tampil. Masalah ilmu, Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. merasa yakin bahwa beliau dapat memberikan ilmunya kepada calon karyawannya, sehingga dengan berjalannya waktu, maka karyawan-karyawan tersebut pada akhirnya akan menjadi orang yang ahli. 
Beliau tak hanya mengalami kesulitan pada karyawannya, tetapi beliau juga mengalami kesulitan dalam hal menghadapi pelanggan. Sangat tidak mudah untuk meyakinkan seluruh pelanggannya agar mau membayar 100% uang pembayaran di muka. Selain itu, beliau agak sedikit kesusahan untuk berkata tidak kepada calon kliennya. Pernah suatu saat, seorang calon klien menelpon dan ingin membuat janji dengan Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M.. Sulit berkata tidak, Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. spontan mengucapkan, “Ya, coba nanti saya usahakan.” Akan tetapi, keesokan harinya, klien tersebut marah-marah sambil menelpon Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M.. Beliau mengeluh dan merasa jengkel karena beliau sudah menyediakan waktu untuk bertemu dengan Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M., akan tetapi Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. tidak datang. Sejak itulah Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. mulai membatasi jumlah klien yang ingin bertemu setiap harinya.
Itulah tadi yang saya dapat pada mata kuliah Business Inspiring yang telah lalu. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Wibowo Candra, S.E., M.M. yang telah membuat saya belajar jauh lebih banyak, dan semoga saya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


Minggu, 26 Oktober 2008

“KEY SUCCESS FACTORS TO BE ENTREPRENEUR”
Bagi setiap orang, kata “sukses” adalah suatu hal yang ingin dicapai dan merupakan tujuan hidup masing-masing orang. Hampir semua orang di dunia ini menginginkan agar hidupnya bisa sukses. Semua orang pun juga tahu bahwa sukses bukanlah suatu hal yang dapat dicapai dengan mudah. Perlu kerja keras, ketekunan, dan berbagai macam pengorbanan agar dapat menjadi orang yang sukses. Oleh karena itu, mengapa banyak orang di dunia ini, meskipun mereka sendiri tahu betapa enaknya sukses itu, namun mereka tidak dapat mencapainya. Justru hanya sebagian dari miliaran orang di dunia ini yang bisa dikatakan sebagai orang sukses. Kebanyakan orang yang gagal untuk menjadi sukses disebabkan karena orang-orang tersebut mudah menyerah dalam perjalanan karirnya. Justru mereka yang terus berjuanglah yang akhir hidupnya dapat menjadi orang sukses.
 Di dunia ini banyak sekali teori-teori yang diciptakan agar dapat membuat seseorang menjadi sukses. Tetapi kenyataannya, saat teori-teori itu dipraktikkan, banyak orang yang tidak melakukannya dengan benar, sehingga mereka pun akhirnya malah gagal. Karena itulah, kita perlu mengamati dengan jeli apa saja yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Kitapun juga dapat belajar pengalaman dari orang-orang yang sudah berhasil menjadi orang yang sukses.

 Dalam perjalanan menjadi seorang entrepreneur, saya pun belajar tentang apa saja yang dibutuhkan agar dapat menjadi seorang entrepreneur yang sukses di Universitas Ciputra. Menurut Bapak Ir. Ciputra, selaku owner dari universitas Ciputra, ada tujuh langkah agar kita dapat menjadi seorang entrepreneur yang handal. Ketujuh langkah tersebut adalah:
1. Passion (antusiame dan kecintaan)
2. Independent (Mandiri)
3. Market sensitivity (peka terhadap kondisi pasar)
4. Creative–innovative 
5. Calculated risk taker (memperhitungkan resiko)
6. Persistent (tekun)
7. High ethical standard

 Dengan memahami dan mengikuti ketujuh langkah ini, maka kita pun dapat menjadi seorang entrepreneur yang handal. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswi dari universitas Ciputra banyak belajar bagaimana cara agar menajdi sukses. Salah satunya yaitu dengan mendengarkan sendiri “success story” dari para tamu yang diundang dalam mata kuliah Business Inspiring untuk menceritakan kisah suksesnya.

 Ada empat orang tamu yang pernah diundang dalam mata kuliah Business Inspiring, yaitu:
 Bapak Suwito Sumargono selaku pemilik bengkel GBT
 Mr. Boon K. Yong BSc., MTM, selaku pemilik PT. Furachem
 Bapak Deden Hendra Shakt selaku Branch Franchise Alfamart
 Bapak Petrus Joko Widodo selaku pemilik usaha handicraft & batik

 Para tamu ini membagikan pengalaman mereka dalam memulai bisnis mereka, bagaimana pengorbanan mereka sampai bisa menjadi seperti sekarang ini. Berikut adalah kunci-kunci sukses yang mereka bagikan sehingga bisnis yang mereka dirikan dapat bertahan dan terus berjalan sampai saat ini yang turut mendasari 7 karakter entrepreneur.

  Passion

  Passion merupakan karakter awal terpenting dalam menjadi seorang entrepreneur. Passion yang berarti merupakan antusiasme dan kecintaan terhadap apa yang dikerjakan. Mengapa harus memiliki passion? Sebab dalam melakukan suatu pekerjaan, kalau kita sendiri tidak mencintai pekerjaan yang kita lakukan, maka hasilnya akan percuma, sebab apabila kita mengerjakan sesuatu tidak dengan sepenuh hati, maka percayalah apa yang akan kita kerjakan tidak akan pernah berhasil. Akan sangat berbeda apabila kita mengerjakan pekerjaan itu dengan sepenuh hati.

  Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Pak Suwito Sumargono. Kalau misalnya beliau dulu tidak mencintai pekerjaan yang dilakukan ayahnya, mungkin ia selamanya tidak akan menjadi penerus GBT, atau mungkin kalau pun Pak Suwito menjadi penerus tapi tidak menyukai apa yang dikerjakannya, maka dipastikan bahwa GBT tidak akan mungkin berkembang begitu pesat sampai saat ini. Pak Suwito pun juga bercerita mengenai keenam anak-anaknya yang telah tumbuh dewasa. Beliau nerkali-kali menegaskan bahwa beliau tidak pernah memaksa anak–anaknya untuk bekerja ataupun menekuni bidang yang beliau jalani saat ini. Pak Suwito justru memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih pekerjaan apa yang disenangi dan yang sesuai dengan bakat dan kemauan anak-anaknya. Sebab menurut beliau, akan sngat sia-sia apabila beliau memaksa anak-anaknya untuk menjalani bidang yang beliau geluti saat ini kalau anaknya sendiri ternyata tidak menyukai bidang tersebut. Oleh karena itu, beliau memberikan pilihan kepada anak-anaknya untuk menemukan passion mereka sendiri.

  Begitu juga dengan para pembicara yang lain, mereka sendiri juga pasti mempunyai passion terhadap apa yang mereka kerjakan. Dengan adanya passion, maka kita tidak akan merasa bosan dengan apa yang kita kerjakan. Dengan adanya passion maka kita akan selalu antusias dengan apa yang kita kerjakan. Seperti contohnya kalau kita sedang jatuh cinta terhadap seseorang, maka segala sesuatu yang kita lakukan untuknya pasti dengan sepenuh hati. Namun sebaliknya kalau kita tidak mencintai seseorang tapi dipaksa untuk mencintainya, maka segala sesuatu yang kita lakukan tersebut pasti tidak dengan sepenuh hati. Begitu pula dalam mencapai tujuan kita sebagai seorang entrepreneur yang sukses, bukan dengan dorongan ataupun paksaan dari orang lain, tetapi karena kita memilki passion terhadap apa yang kita kerjakan. Ada kisah lain, yaitu tentang asal mulanya Kebab Turki Baba Rafi. Di awal karirnya sebagai seorang entrepreneur, Hendy Setiono, pemilik Kebab Turki Baba Rafi menyatakan bahwa kebab yang dijualnya sering sekali tidak laku. Akan tetapi, karena hobi beliau adalah makan, maka kebab-kebab yang tidak laku tersebut lantas dimakan sendiri olehnya. Karena itulah, ada baiknya juga apabila kita menyesuaikan passion kita dengan hobi gemar kita lakukan.

   Independent
  Independent berarti kita harus mandiri dalam apa yang kita kerjakan, tidak bergantung kepada orang lain, dalam mengambil keputusan pun juga tidak mudah terpengaruh oleh omongan orang lain tanpa ada fakta-fakta yang mendukung perkataan tersebut. Independent sangat berguna supaya kita dapat berpikir dan bertindak secara mandiri tanpa harus ada pengaruh dari orang lain. Kita harus berusaha dan juga tidak boleh mengandalkan orang lain dalam mengerjakan segala macam hal.

  Seperti pengalaman para tamu-tamu yang sudah mengisi kelas business inspring ini. Mereka bercerita bahwa pada saat mereka memulai karirnya, mereka semua memulai segala sesuatunya dari nol. Mereka bekerja dahulu untuk mengumpulkan modal, lalu setelah itu mereka memulai karir bisnis mereka. Seperti yang dikatakan oleh Mr. Yong. Saat mengambil kuliah sebagai S1, beliau juga bekerja pada posisi yang boleh dikatakan sangat rendah, yaitu sebagai penjaga buku dan pegawai toko. Begitu pula saat beliau hendak mengambil gelar master, selama beberapa tahun sebelum beliau memasuki S2, beliau sendiri juga bekerja. Beliau tidak meminta bantuan dari orang tuanya. Beliau berusaha untuk menjadi orang yang mandiri sampai akhirnya setelah modal yang didapat dari bekerja mencukupi, beliau mulai mendirikan “Furachem”.

  Begitu pula dengan apa yang diceritakan oleh Bapak Petrus Joko Widodo. Beliau saat memulai usaha ekspornya juga memulai dari nol. Hal serupa juga dialami oleh Pak Suwito Sumargono. Meskipun latar belakang pak Suwito adalah anak dari pemilik GBT spooring-balancing, namun bukan berarti beliau bisa seenaknya saja meminta uang dari papanya, ataupun langsung mengisi jabatan sebagai direktur di GBT. Bahkan, tetap bisa dibilang bahwa beliau memulai usahanya dari nol, karena pada saat ketika beliau mulai masuk ke GBT, GBT bukanlah bengkel besar yang sudah dikenal banyak orang. Justru GBT barulah berkembang sepesat ini semenjak Bapak Suwito Sumargono masuk ke GBT dan mencari bermacam-macam inovasi untuk memajukan nama GBT. Beliau juga bekerja dulu dari posisi yang paling bawah, dia tidak bergantung pada ayahnya, tidak mengandalkan apa yang dimiliki oleh ayahnya. Bahkan sebelum bekerja di perusahaan milik ayahnya, beliau juga pernah bekerja di salah satu perusahaan astra. Mereka semua ini bekerja secara mandiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang-orang sekitarnya (bahkan orang tua sekalipun). Mereka berusaha agar dapat mencapai orang yang sukses dengan tidak mengandalkan orang lain. Ini merupakan bukti bahwa orang-orang sukses seperti mereka ternyata bukan orang-orang yang mengandalkan kekayaan orang tuannya ataupun orang lain. Mereka menerapkan sikap yang independent terhadap diri sendiri. Menjadi bos atas dirinya sendiri. 

  Oleh karena itu, dengan adanya sikap independent pada diri seorang entrepreneur, maka orang tersebut tidak akan dengan mudah terombang-ambing dan dapat bersikap mandiri dalam mengambil keputusan.

   Market sensitivity
  Seorang entrepreneur harus mempunyai market sensitivity, yang berarti kita harus peka akan kondisi pasar. Dapat memanfaatkan peluang yang ada, bahkan menciptakan peluang yang tidak mudah dilihat oleh mata. Bagi para tamu-tamu ini, untuk mengetahui kondisi pasaran sebelum memulai bisnis memang sangat penting. Sebab, dengan ini kita dapat mempersiapkan langkah-langkah apa yang akan kita ambil, bagaimana menyiasati kondisi pasar, dll. Pada Mr. Yong misalnya, saat hendak membuka PT Furachem, beliau juga mempertimbangkan kondisi pasaran. Negara mana yang pasar bisnisnya bagus, berkualitas, dan dapat memenuhi target. Dan ternyata memang benar Mr. Yong memilih tempat Singapore sebab proses untuk memulai bisnisya tidak serumit di negara-negara lainnya, lagipula Singapore juga termasuk Negara yang maju. Berkat kejeliannya yang peka terhadap kondisi pasar, maka bisnis Mr. Yong pun boleh dikatakan meningkat sehingga beliau pun akhirnya mengembangkan bisnisnya hingga ke negara lain. Dan saat memilih negara untuk melakukan pengembangan produknya, Mr. Yong lagi-lagi tidak asal memilih negara, namun beliau juga melihat kondisi pasar, bagaimana beliau dapat memanfaatkan peluang yang ada, dan akhirnya pilihannya pun jatuh di Indonesia dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan, seperti gaji pegawai yang lebih murah, harga sewa tanah yang jauh lebih murah, dan ada pasar untuk membuka bisnis tersebut di Indonesia.

  Contoh lainnya adalah Bapak Petrus Joko Widodo. Beliau pun dalam melakukan ekspor kerang, juga melihat bagaimana situasi negara-negara yang menjadi tujuan komoditi ekspor produknya. Bagaimana keadaan pasaran di sana, model apa yang lebih digemari oleh konsumen di berbagai negara, dan lain-lain. Seperti yang Bapak Petrus Joko Widodo katakan saat hendak mengirim kerangnya (yang sudah di bentuk menjadi berbagai macam-macam aksesoris seperti kalung, gelang, tas, dan lain-lain) ke Amerika. Menurutnya setelah beliau meninjau kondisi pasaran di Amerika, warga disana sangat menyukai aksesoris yang terbuat dari kerang yang rangkainnya tidak simetris atau bisa dikatakan tidak beraturan. Kalau di Indonesia dijual kerang yang bentuknya asimetris, mungkin masyarakat Indonesia merasa bahwa barang tersebut adalah barang yang jelek dan malah tidak laku. Akan tetapi, kalo di luar negeri sana, mereka sangat menyukainya. Begitu pula pada saat Bapak Petrus hendak mengirim barangnya ke daerah Asia Barat, yakni di daerah Arab. Barang yang dikirim oleh beliau juga tidak akan mungkin memiliki bentuk yang sama dengan barang yang dikirim ke Amerika. Beliau juga mengecek bagaimana kondisi pasaran disana, dan melalui pengecekan tersebut beliau baru tahu bahwa setiap negara memiliki selera yang berbeda. Nah, dari situlah Bapak Petrus Joko Widodo sudah dapat memanfaatkan dan juga menciptakan sebuah peluang. Coba saja kalau pak petrus tidak mengecek kondisi pasaran saat dia mengirim barang ke Amerika, pasti ada kemungkinan barang yang dia kirim tidak sesuai dengan selera pasar dan yang ada bukannya menciptakan sebuah peluang untuk sukses, tetapi justru rugi.  

  Selera masyarakat yang sering berubah-ubah mengakibatkan permintaan akan suatu barang pun juga dapat berubah. Oleh karena itu kita sebagai entrepreneur juga harus memperhatikan kondisi pasar agar kita dapat memanfaatkan peluang yang ada dan bahkan menciptakan peluang baru dengan mendapatkan keuntungan yang besar.

   Creative-Innovative
  Seorang entrepreneur juga harus memiliki sikap creative innovative. Creative innovative berarti kita dapat menciptakan suatu inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan bisnis kita, atau kita juga bisa menciptakan sebuah terobosan-terobosan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Creative innovative juga berarti kita mempunyai rasa ingin tahu yang besar serta mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Menurut pengalaman dari salah satu tamu kita, yaitu pak Suwito Sumargo, beliau berkata bahwa inovasi itu sangat diperlukan untuk memajukan bisnis yang kita punya dan untuk melakukan inovasi tersebut makanya kita pun juga harus kreativ. Seperti yang dilakukan oleh GBT pertama kali saat berdiri. Kalau dulu saat pertama kali berdiri GBT membuka jasa vulkanisir, mungkin saat itu masih belum ada saingan, tapi dengan berjalannya waktu, mungkin sudah ada beberapa saingan yang juga memberikan layanan servis yang sama. Oleh karena itu GBT mencoba menciptakan inovasi baru yaitu dengan memberikan layanan baru berupa balancing. GBT pun juga mendatangkan alat dari jerman yang pada saat itu merupakan suatu pemikiran kreatif dan terobosan baru sebab masih belum ada perusahaan bertipe sejenis yang berani mendatangkan barang dari luar negeri. Memang pada saat pertama kali memulai inovasi baru tidak bisa langsung berjalan dengan mulus, harus ada yang dinamakan pengenalan terhadap pasar dahulu dan itulah yang dilakukan oleh GBT. Setelah membuka jasa balancing yang pada tahun itu masih belum seberapa dikenal, GBT dengan gigih mempromosikannya sehingga akhirnya balancing pun dapat diterima oleh masyarakat. Begitu pula saat GBT mencoba terobosan baru lagi dengan memberikan layanan baru berupa spooring, dll. Oleh karena itu mengapa GBT pun bisa bertahan hingga sekarang.

  Begitu pula dengan apa yang dipikirkan oleh pak Petrus. Beliau pun juga berpikiran kreatif dengan mengubah “sampah” menjadi emas. Pernahkah anda berpikir dahulu bahwa sampah-sampah yang sudah tidak terpakai dapat diolah menjadi sesuatu yang menguntungkan? Dan itulah yang dilakukan oleh beliau. Beliau mengolah kulit-kulit kerang, yang kalau di Indonesia bisa dikatakan sampah, sebab kerang tersebut setelah dimakan dagingnya maka kulitnya pun dibuang begitu saja. Tapi tidak halnya dengan pak Petrus. Dengan cara pikir yang kreatif dan inovatif maka beliau pun mencoba mengubah kerang-kerang tersebut agar menjadi sesuatu yang dapat menguntungkan. Dan memang terbukti, berbekal kekreatifannya untuk menemukan suatu terobosan baru maka beliau mengumpulkan kerang-kerang yang banyak berserakan di pantai-pantai tersebut dan mengolahnya menjadi asesoris-asesoris yang bisa laku di pasaran sebab karena bentuknya yang unik dan malahan produk kerangnya tersebut bisa sampai di eksport ke luar negeri. Coba kalau misalnya pak Petrus tidak berpikiran kreatif serta tidak mencari cara untuk menemukan terobosan baru pada kulit-kulit kerang ini, pasti selamnya kulit kerang ini akan tetap merupakan sampah yang tidak berharga.

  Menurut mereka semua kita harus bisa terus-menerus menciptakan terobosan-terobosan baru. Sebab semakin lama, persaingan antar bisnis pasti akan ketat, apalagi jika kita bersaing dengan perusahaan yang notabene juga mempunyai produk yang sejenis dengan yang kita punya, pasti mau tidak mau kita akan bersaing dengannya. Oleh karena itu mengapa di butuhkan pemikiran yang kreatif untuk menciptakan terobosan yang baru agar dapat tetap survive dan bahkan produk kita dapat terus diingat oleh masyarakat karena keunikannya yang berbeda dengan produk yang lain. Entrepreneur sejati tidak puas dengan apa yang telah dicapai, mereka ingin terus berkembang dan gemar mencari peluang baru.

   Calculated Risk Taker
  Tak lupa juga seorang entrepreneur harus bisa mempelajari calculated risk taker. Calculated risk taker ini artinya dapat menghitung resiko yang ada, berarti dapat menghitung kemungkinan berhasil dan gagal. Seorang entrepreneur sejati berani mulai, berani beda, berani gagal, dan berani rugi. Sebagai entrepreneur memang harus diwajibakan agar mereka dapat mengerti bagaimana menghitung resiko, bagaimana dapat mengambil resiko yang terbaik dari pilihan-pilihan yang buruk. Seperti ini juga yang di alami oleh para tamu-tamu kita. Mereka ketika akan memulai bisnisnya, atau ketika dalam usaha menjalankan bisnisnya mereka juga berusaha memperhitungkan resiko yang ada, menghitung kemungkinan berhasil dan gagal.

  Contohnya saja seperti Mr. Yong saat beliau ingin melakukan expansi ke Negara-negara yang lain, beliau juga memperhitungkan kemungkinan berhasil dan gagalnya apabila dia memasukkan bisnisnya di Negara tersebut. Oleh karena sudah mempertimbangkan resiko yang ada dan kemungkinan berhasilnya yang lebih tinggi maka akhirnya beliau pun memasukkan bisnisnya di Indonesia. Hal serupa juga dialami oleh tamu kita yang lain yaitu pak Deden sebagai branch franchise manager alfamart. Beliau juga pastinya sudah memperhatikan resiko-resiko yang ada saat hendak membuka alfamart. Apakah nanti barangnya akan hilang sebab di curi oleh pengunjung, ataupun oleh penjaganya yang “lupa” bayar setelah mengkonsumsi dan lain-lain. Tapi menurutnya itu semua merupakan resiko yang harus dijalani karena barang-barang itu tidak mungkin kan kalau harus ditaruh di kotak kaca, nanti malah konsumennya yang kesulitan memilih sebab terhalang oleh kaca. Hanya saja jangan sampai gara-gara resiko yang seperti ini menyebabkan alfamart tidak mendapat keuntungan sama sekali.

  Dalam sebuah bisnis pasti ada yang namanya resiko. Resiko memang mutlak diperlukan oleh pebisnis-pebisnis sejati sebab tanpa adanya resiko, bisnis tidak lagi mempunyai seninya. Justru karena adanya resiko maka orang-orang dapat tertarik untuk menjalani bisnis dan orang-orang tersebut merasa tertantang untuk mengambil kemungkinan yang terbaik dari pilihan-pilihan yang buruk. Kita sebagai entrepreneur yang harus kita lakukan bila kita menghadapi resiko ya kita harus bertindak bijak dalam mengambil keputusan. Kita harus menghitung untung ruginya dulu baru setelah itu kita dapat dengan mantap memutuskan apa yang kita pilih.

   Persistent
  Selain kelima hal diatas tadi, entrepreneur sejati juga harus mempunyai sikap yang persistent. Persistent ini bisa diartikan dengan tekun. Berarti orang tersebut harus mempunyai sifat yang tahan uji atau bisa dikatakan tidak mudah patah semangat, gigih, dan mau bekerja keras.

  Seperti yang diceritakan oleh pemilik GBT pak Suwito Sumargo. Pak Suwito ini menceritakan saat dulu pertama kali GBT berdiri, bagaimana mendiang ayah Suwito berusaha keras untuk membesarkan GBT melalui pemberian layanan service mobil. Bagaimana beliau dengan gigih mengenalkan balancing pada masyarakat hingga akhirnya balancing itu sendiri dapat diterima di masyarakat dan tekun mencoba berbagai macam cara untuk menbalance mobil. Sehingga akhirnya GBT pun menjadi terkenal karena dapat mampu membalance mobil dengan tipe apapun. Lalu pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia misalnya, bagaimana pak Suwito (yang kala itu ayahnya sudah meninggal dan menjadi penerus dari GBT) berjuangan dengan keras untuk dapat survive dari krisis ekonomi. Bagaimana beliau dapat menyiasati kenaikan-kenaikan harga yang begitu tinggi, bagaiman beliau berusaha untuk menggembalikan utang-utang perusahaan yang kala itu mencapai miliaran rupiah, dan bagaimana beliau berjuang agar dapat mempertahankan para karyawan-karyawannya. Akhirnya berkat usahanya yang gigih, tekun, dan mempunyai semangat kerja keras yang tinggi akhirnya GBT pun dapat terlepas dari krisis ekonomi dan bahkan jika sekarang ini dilihat siapa yang dapat mengira kalau GBT yang sesukses ini dulu ternyata pernah berhutang sampai miliaran rupiah. Itu semua tak lepas dari kerja keras pak Suwito yang terus dengan tekun mengajarkan juga kepada pegawai-pegawainya.
  Hal yang sama juga diungkapkan oleh pak Petrus Joko Widodo pengusaha handicraft ini. Beliau pun juga pada mulanya berusaha dengan gigih dan tekun agar bisa menjadi sukses seperti sekarang. Bagaimana beliau juga berusaha dengan gigih mencari para pekerja-pekerja, bagaimana beliau pergi naik kapal kecil dari satu pulau ke pulau yang lain untuk dapat mencari kerang-kerang. Sehingga akhirnya beliau dapat menemukan stock-stock kerang yang banyak. Sama halnya dengan para tamu ini, para entrepreneur-entrepreneur di luaran sana juga pasti mempenyuai persistent sehingga mereka bisa menjadi sukses seperti sekarang ini. Jangan begitu ada masalah yang berat lalu kita cepat menyerah, cepat putus asa sehingga akhirnya apa yang kita kerjakan jadi terhenti oleh karena kita menyerah. Untuk mencapai kesuksesan sesorang harus berusaha dengan tekun,gigih dan tidak patah semangat. Jangan karena kita menghadapi kegagalan maka kita langsung patah semangat dan tidak mau berjuang dengan tekun kembali. “Kegagalan merupakan sebuah kesuksesan yang tertunda”, mungkin motto ini merupakan motto yang sudah sering kita dengarkan. Tetapi, pertanyaannya adalah apakah kita bisa menganggap kegagalan yang kita alami sebagai sebuah sukses yang tertunda sehingga kita bisa berjuang lagi dengan tekun untuk mencapai kesuksesan itu?, atau dengan mengalami kegagalan kita langsung menyerah dan menyalahkan kondisi yang ada? Lihat saja contohya pada jaman dahulu bagaimana seorang Thomas Alfa Edison berusaha membuat lampu sebagai terobosan baru untuk penerangan, dan bagaimana usahanya dalam membuat lampu tersebut agar tetap menyala? Bukankah Edison sendiri juga mengalami banyak kegagalan? Tetapi meskipun mengalami banyak kegagalan, Edison tetap tidak menyerah. Dia tetap berusaha dengan tekun dan gigih untuk menggapai impiannya, dia terus berusaha dengan tekun sampai akhirnya dari ketekunannya itulah orang-orang dapat melihat suatu terobosan yang luar biasa, terobosan yang dapat mengubah kehidupan orang-orang dan memberikan pengaruh yang luar biasa hingga sekarang. Bahkan menurut catatan penelitian Edison ada yang menyimpulkan Edison melakukan percobaan sekitar 3000 kali agar dapat menemukan lampu. Coba bayangkan saja jika dalam percobaan yang ke 2999 kali, Edison sudah menyerah dan tidak mau berusaha dengan tekun. Pasti sampai sekarang kita tidak akan menikmati apa yang dinamakan lampu.

  Begitu juga dengan Bapak Ir. Ciputra yang berusaha dengan keras dan gigih dalam mengembangkan bisnisnya sehingga dapat menjadi seperti sekarang ini. Oleh karena itu mengapa untuk menjadi entrepreneur yang sukses kita juga memerlukan persistent.

  High Ethical Standard
  Meskipun kita semua sudah memiliki 6 kriteria diatas, namun kita tidak dapat disebut sebagai seorang entrepreneur sejati jika kita tidak mempunyai yang namanya High Ethical Standard. Untuk yang terakhir ini sangat diperlukan oleh seorang entrepreneur sejati. “High ethical standard” maksudnya adalah harus memperhatikan dan mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Etika ini sangat diperlukan sebagai seorang entrepreneur sebab tanpa adanya etika maka entrepreneur tersebut sama saja dengan perusahaan-perusahaan diluaran sana yang membodohi para konsumen. Apabila kita memiliki etika yang baik, maka para pelanggan atau para customer kita juga akan merasa nyaman.

  Seperti yang diungkapkan oleh Pak Deden, beliau ketika sudah membangun alfamart pun juga mendidik para pekerjanya agar mempunyai etika terhadap para konsumennya, bagaimana melayani konsumen yang baik, dan tidak merugikan konsumen. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh Mr. Yong. Beliau dalam melakukan bisnisnya juga memperhatikan etika. Sama halnya dengan Pak Suwito yang juga sangat menjaga hal etika dalam berbisnis. Saat menghadapi konsumen pun beliau juga berusaha agar konsumen mendapat untung dari jasa yang disediakan. Memperhatikan etika-etika yang ada agar konsumen merasa nyaman. Atau juga seperti yang dilakukan oleh Pak Petrus. Saat beliau hendak mengekspor kerang-kerangnya keluar negeri beliau pun juga memperhatikan kualitas kerang-kerangnya, tidak mengepak secara asal-asalan ataupun memberi kualitas yang jelek, sebab menurutnya jika dia melakukan hal tersebut, secara lambat laun beliau akan kehilangan kepercayaan dari para pelanggannya. Meskipun dia sendiri bisa saja berkata kepada pelanggannya kalau barang-barang yang jelek itu rusak disebabkan karena pengirimannya yang tidak hati-hati, namun beliau tidak melakukan hal tersebut. 

  Nah, dari sini kita dapat melihat bahwa etika juga sangat penting. Akhir-akhir ini banyak perusahaan-perusahaan yang tidak memperhatikan etika dalam berbisnis. Mereka cenderung ingin mendapat keuntungan yang besar dengan mengesampingkan hukum-hukum dan etika-etika bisnis yang ada. 

 Begitulah yang saya tangkap dan saya pelajari, serta saya coba untuk terapkan dalam kehidupan sehari-hari mengenai kunci-kunci sukses yang membuat beberapa tamu yang telah dihadirkan dalam mata kuliah Business Inspiring menjadi orang yang sukses sampai saat ini. Satu kalimat yang membuat saya benar-benar terkesan adalah “Sesuatu hal memang tidak mudah pada awlnya, akan tetapi pasti akan jauh lebih mudah pada akhirnya.”



Kuliah di Universitas Ciputra Surabaya
Capeknya...Hari ini aku harus kuliah...Phuh....muales puol...Kuliah di Universitas Ciputra rasanya amat menyenangkan...Kalo dipikir-pikr, sepadan juga sih, sama uang yang dibayarin per semesternya. Hehehe,,,tapi, emang lebih banyak ke praktiknya seh...Hehehe...Kali ini di mata kuliah Entrepreneurship, aku harus jualan baju dan majalah bekas dengan kualitas bagus dan harga murah. Haduh, syapa coba yang ga ribet nyari supplier yang bisa nyediain harga murah dan barang yang meriah...Phuhh....berat...Tapi, pada akhirnya jatuh juga plihanku buat nyari supplier di Kapasan n di Pasar Atum. Gila, harganya murah banget!!!Barangnya juga bagus2...Hmm...mata kuliah Project emarin gila-gilaan. Kita ngadain suatu acara besar-besaran di Surabaya, yang namanya Chronicle. Acaranya heboh banget!!Dalam 3 hari, 180 mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya jurusan IBM angkatan 2008 bisa menghasilkan laba bersih sebesar Rp 23.540.000,00!! Luar biasa kan!!!Sayangnya, dana sebesar itu ga dibagikan ke kita. Melainkan disimpan sebagai kas angkatan...Hiks...Tapi, tetep aja kita seluruh mahasiswa ngerasa bangga buanget...Hehehe....Ups, udah jam segini... Aku musti mandi n siap-siap berangkat kuliah...
C u at the next entry...

Sungai Jodoh


Sungai Jodoh 

Pada suatu masa di pedalaman pulau Batam, ada sebuah desa yang didiami seorang gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia menjadi pembantu rumah tangga dari seorang majikan bernama Mak Piah. Mak Piah mempunyai seorang putri bernama Siti Mayang. Pada suatu hari, Mah Bongsu mencuci pakaian majikannya di sebuah sungai. “Ular…!” teriak Mah Bongsu ketakutan ketika melihat seekor ulat mendekat. Ternyata ular itu tidak ganas, ia berenang ke sana ke mari sambil menunjukkan luka di punggungnya. Mah Bongsu memberanikan diri mengambil ular yang kesakitan itu dan membawanya pulang ke rumah. 

Mah Bongsu merawat ular tersebut hingga sembuh. Tubuh ular tersebut menjadi sehat dan bertambah besar. Kulit luarnya mengelupas sedikit demi sedikit. Mah Bongsu memungut kulit ular yang terkelupas itu, kemudian dibakarnya. Ajaib… setiap Mah Bongsu membakar kulit ular, timbul asap besar. Jika asap mengarah ke Negeri Singapura, maka tiba-tiba terdapat tumpukan emas berlian dan uang. Jika asapnya mengarah ke negeri Jepang, mengalirlah berbagai alat elektronik buatan Jepang. Dan bila asapnya mengarah ke kota Bandar Lampung, datang berkodi-kodi kain tapis Lampung. Dalam tempo dua, tiga bulan, Mah Bongsu menjadi kaya raya jauh melebih Mak Piah Majikannya. 

Kekayaan Mah Bongsu membuat orang bertanya-tanya.. “Pasti Mah Bongsu memelihara tuyul,” kata Mak Piah. Pak Buntal pun menggarisbawahi pernyataan istrinya itu. “Bukan memelihara tuyul! Tetapi ia telah mencuri hartaku! Banyak orang menjadi penasaran dan berusaha menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu. Untuk menyelidiki asal usul harta Mah Bongsu ternyata tidak mudah. Beberapa hari orang dusun yang penasaran telah menyelidiki berhari-hari namun tidak dapat menemukan rahasianya. 

“Yang penting sekarang ini, kita tidak dirugikan,” kata Mak Ungkai kepada tetangganya.
Bahkan Mak Ungkai dan para tetangganya mengucapkan terima kasih kepada Mah Bongsu, sebab Mah Bongsu selalu memberi bantuan mencukupi kehidupan mereka sehari-hari. Selain mereka, Mah Bongsu juga membantu para anak yatim piatu, orang yang sakit dan orang lain yang memang membutuhkan bantuan. “Mah Bongsu seorang yang dermawati,” sebut mereka. 

Karena merasa tersaingi, Mak Piah dan Siti Mayang, anak gadisnya merasa tersaingi. Hampir setiap malam mereka mengintip ke rumah Mah Bongsu. “Wah, ada ular sebesar betis?” gumam Mak Piah. “Dari kulitnya yang terkelupas dan dibakar bisa mendatangkan harta karun?” gumamnya lagi. “Hmm, kalau begitu aku juga akan mencari ular sebesar itu,” ujar Mak Piah. 

Mak Piah pun berjalan ke hutan mencari seekor ular. Tak lama, ia pun mendapatkan seekor ular berbisa. “Dari ular berbisa ini pasti akan mendatangkan harta karun lebih banyak daripada yang didapat oleh Mah Bongsu,” pikir Mak Piah. Ular itu lalu di bawa pulang. Malam harinya ular berbisa itu ditidurkan bersama Siti Mayang. “Saya takut! Ular melilit dan menggigitku!” teriak Siti Mayang ketakutan. “Anakku, jangan takut. Bertahanlah, ular itu akan mendatangkan harta karun,” ucap Mak Piah. 

Sementara itu, luka ular milik Mah Bongsu sudah sembuh. Mah Bongsu semakin menyayangi ularnya. Saat Mah Bongsu menghidangkan makanan dan minuman untuk ularnya, ia tiba-tiba terkejut. “Jangan terkejut. Malam ini antarkan aku ke sungai, tempat pertemuan kita dulu,” kata ular yang ternyata pandai berbicara seperti manusia. Mah Bongsu mengantar ular itu ke sungai. Sesampainya di sungai, ular mengutarakan isi hatinya. “Mah Bongsu, Aku ingin membalas budi yang setimpal dengan yang telah kau berikan padaku,” ungkap ular itu. “Aku ingin melamarmu dan menjadi istriku,” lanjutnya. Mah Bongsu semakin terkejut, ia tidak bisa menjawab sepatah katapun. Bahkan ia menjadi bingung. 

Ular segera menanggalkan kulitnya dan seketika itu juga berubah wujud menjadi seorang pemuda yang
tampan dan gagah perkasa. Kulit ular sakti itu pun berubah wujud menjadi sebuah gedung yang megah yang terletak di halaman depan pondok Mah bongsu. Selanjutnya tempat itu diberi nam desa “Tiban” asal dari kata ketiban, yang artinya kejatuhan keberuntungan atau mendapat kebahagiaan. 

Akhirnya, Mah Bongsu melangsungkan pernikahan dengan pemuda tampan tersbut. Pesta pun dilangsungkan tiga hari tiga malam. Berbagai macam hiburan ditampilkan. Tamu yang datang tiada henti-hentinya memberikan ucapan selamat. 

Dibalik kebahagian Mah Bongsu, keadaan keluarga Mak Piah yang tamak dan loba sedang dirundung duka, karena Siti Mayang, anak gadisnya meninggal dipatok ular berbisa. 

Konon, sungai pertemuan Mah Bongsu dengan ular sakti yang berubah wujud menjadi pemuda tampan itu dipercaya sebagai tempat jodoh. Sehingga sungai itu disebut “Sungai Jodoh”. 

Moral : Sikap tamak, serakah akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri. Sedang sikap menerima apa adanya, mau menghargai orang lain dan rela berkorban demi sesama yang membutuhkan, akan berbuah kebahagiaan. 

Sumber : e-SmartSchool